Recent Posts

Popular Posts

Rabu, 05 Juli 2017

CATATAN PERJALANAN DI PULAU DEWATA I

CINTAKU TERTANAM DI PULAU DEWATA


Meninggalkan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi



            Kapal penyeberangan itu dengan perlahan meninggalkan ujung pulau yang memiliki populasi terbanyak di Republik ini. Perlahan tapi pasti sedikit demi sedikit merayapi birunya air laut, dan terlihat pula hilir mudiknya kapal penyeberangan lain yang memiliki kepentingan yang berbeda. Ada yang mengangkut manusia dan barang, semua terlihat apik dan rapi sesuai dengan jalur lintasannya masing - masing. Dari buritan kapal terlihat dengan jelas megahnya 2 buah gunung yang berjarak tidak terlalu jauh dan tertancap dengan dalam di pulau yang baru saja ditinggalkan.


            Dibutuhkan ±40 menit dengan kapal penyeberangan untuk mencapai pulau besar yang akan menjadi tujuan. Dalam waktu menunggu itu, kami pakai untuk mengistirahatkan tubuh karena dalam beberapa waktu sebelumnya tubuh terus dipacu untuk terus bertahan melawan kantuk. Perjalanan panjang yang kami lakukan melintasi jalan lintas yang memakan waktu hingga 8 jam sehingga waktu di dalam kapal, benar – benar kami manfaatkan.  Tujuan kami saat itu ialah sebuah pulau yang dahulu dikenal dengan perang puputan, perang sampai titik darah penghabisan yang sangat terkenal di dalam literatur sejarah Republik ini. Pulau yang dikenal juga dengan Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, the island of God  dan Pulau Cinta. Begitu banyak sebutan disematkan kepada pulau ini karena begitu banyaknya hal yang terdapat di dalamnya.

            Setelah kapal penyebrangan sampai di pelabuhan tujuan, kami yang terdiri dari 4 pria bergegas turun ke bawah dek untuk mengambil kendaraan roda dua yang terparkir apik bersama kendaraan lainnya. Melewati pos pemeriksaan dengan segala seluruh aturannya, akhirnya kami sah menjejakkan kaki di Pulau Dewata. Sebuah patung Khrisna (Dewa yang memiliki tubuh berwarna biru dalam kebudayaan Hindu) yang berukuran puluhan meter berdiri dengan kokoh tidak jauh dari pelabuhan. Seolah – olah patung tersebut memperhatikan siapa saja manusia yang akan memasuki wilayah-Nya.

            Tidak ingin terlalu lama terlarut memandang dengan takjub patung tersebut, kami putuskan untuk segera memacu 2 sepeda motor “ Negeri Matahari Terbit” dengan perlahan meninggalkan pelabuhan dan patung Khrisna. Perbedaan langsung jelas terasa, bangunan khas berbentuk pura terdapat di setiap sudut pulau ini dan tidak hanya itu pula, persembahan yang terdiri dari bunga beraneka warna terlihat diletakkan di bawah pohon besar, di pinggir jalan raya dan di sudut lain pulau tersebut. Sangat menarik, unik dan untuk pertama kalinya kami takjub melihat segala hal yang baru kami lihat dan secara langsung pula. Sungguh sebuah perjalanan merupakan media terbaik untuk membuka mata, membuka pikiran dan cakrawala pengetahuan. Dan tentu saja, perjalanan merupakan sebuah bentuk untuk menghargai kehidupan. Saking pentingnya sebuah perjalanan di abad 17 kalangan bangsawan masyarakat Eropa mewajibkan para pemuda dan pemudinya untuk melanglang buana mencari segala yang dapat dicari, melihat segala hal yang dapat dilihat dan mencatat segala hal yang dapat dicatat. Hingga kini, sebuah perjalanan telah menjadi gaya hidup bagi masyarakat modern dewasa ini. Jelas saja, karena sebuah perjalanan dapat memberikan segala hal yang dibutuhkan untuk membentuk manusia yang sesungguhnya.

            Melewati garis pantai yang seperti tiada putus – putusnya dan di beberapa bagian kami melewati undakan padi yang bertingkat – tingkat berwarna hijau menyala membuat sejuk  indera penglihatan. Komplit! Garis pantai yang menjadi lumbung protein ditambah tanah subur di daratan yang menjadi lumbung karbohidrat. Sungguh sebuah pulau layaknya kepingan taman firdaus yang tersisa.

            Berjam – jam kami habiskan waktu menuju “ jantung “ pulau ini. Denpasar dengan segala keramaiannya akhrinya kami gapai setelah berjuang duduk manis di kursi kulit sintetis yang melekat di “ kuda besi “ yang kami tunggangi. Layaknya sebuah kota besar, Denpasar tidak pula jauh berbeda. Namun tujuan kami pastinya tidak untuk mengulik – ulik kota besar ini namun untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang dimiliki pulai ini.