Recent Posts

Popular Posts

Selasa, 17 Agustus 2021

TOBA EXPLORATION

 

MENJELAJAH TOBA 

I believe it is in our nature to explore, to reach into the unknown.

The only true failure would be not to explore at all

(Sir Ernest Shackleton)

 

Kata eksplorasi seolah menjadi seperti sebuah kata yang tidak dapat ditolak dalam kamus kehidupan pribadi. Ketika seorang senior datang dengan tawaran eksplorasi dan pengembangan potensi wisata tanpa berpikir panjang tawaran tersebut segera aku sambar dengan cepatnya.Sedari berkuliah dulu, penjelajahan dan ekplorasi untuk menjangkau sudut-sudut terpencil dan sulit dijangkau seperti menjadi sebuah dorongan yang tidak dapat ditolak hingga kini.

 

Penjelajahan luar biasa ini dimulai dari Lembah Sigapiton yang begitu indah. Lembah yang dianugerahi dengan tanah yang subur, perbukitan hijau dan jernihnya air Danau Toba yang menjadi sumber kehidupan masyarakat. Dewasa ini, Desa Sigapiton berbenah diri untuk menjadi desa wisata. Terlihat beberapa penginapan yang dikelola masyarakat desa dan beberapa bantuan yang diberikan oleh lembaga negara dan perusahaan negara untuk mendukung kemajuan desa ini. Selain itu dari percakapan yang dijalin dengan tokoh pemuda desa tersebut, pemerintah juga telah memberikan beasiswa bagi masyarakat desa untuk belajar pengelolaan wisata. Sungguh persiapan yang teramat baik dalam menyiapkan desa ini untuk menjadi desa wisata kelak.



Desa Sigapiton

Dari estimasi yang direncanakan, perjalanan akan dilakukan setiap pukul  8 pagi dan akan diakhiri pukul 4 sore. Berkilo-kilo ransum, medis dan peralatan pendukung lainnya tim bawa sendiri sebagai bekal. Di hari pertama hingga di siang hari perjalanan yang dilakukan tidak ada tantangan yang begitu berarti.  Tampak rasa girang dan senang dari setiap personil karena merasakan sensai tualang di tempat yang begitu indah dan terisolasi ini. Hampir dapat dikatakan dari  jarak yang telah ditempuh, hanya terdapat bukit kosong tanpa pemukiman dan di sebelah kanan sepanjang mata jauh memandang hanya air danau yang terlihat dan bukit – bukit yang memanjang tiada bertepi.

Rute Eksplorasi 
          

 

Tantangan penjelajahan ini baru terasa ketika sore mulai datang. Angin berhembus dengan kencangnya. Sehingga Jimi sebagai ketua tim memutuskan untuk segera mencari tempat berkemah untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi. Dengan cepat  ketika melihat sebuah daratan, tim putuskan untuk segera merapat dan menuntaskan penjelajahan di hari pertama.

Begitu indahnya Toba dari campsite area, cahaya matahari begitu hangatnya menerpa tubuh. Melihat keindahan yang begitu indahnya tak terasa tubuh yang sebelumnya dipacu mendayung serasa pulih kembali. Tidak salah memang jika salah satu pemerintah yang berada di sekitar Danau Toba menyebut “negeri indah kepingan surga” sebagai jargon wisata yang menjadi andalan pemasukan daerah tersebut. Toba begitu indah dari sudut terisolir ini. Hanya kami, bukit dan Danau Toba yang ada. Inilah salah satu hal yang aku nantikan ketika bertualang. Mendapat lokasi beristirahat yang memiliki bonus pemandangan indah. Tak henti mengucap syukur atas segala hal yang didapat.

 

.


Campsite I

 

Hari kedua penjelajahan pun dimulai, dengan energi dan semangat baru. Dengan rute yang lebih menantang, tim terus mendayung agar target harian yang ditetapkan dapat tercapai. Lagi dan lagi dengan segala keindahan Toba, tiada henti mulut ini berguman dan berdecak kagum dapat menikmati keindahan Toba dengan menggunakan wahana air dan dapat mengakses pula lokasi jauh nan terpencil yang di beberapa titik hanya bisa dilewati dengan menggunakan transportasi air.

 

Dalam perencanaan yang dilakukan, tim akan melewati Air Terjun Situmurun. Setelah mencapai Air Terjun Situmurun, diputuskan untuk berhenti sejenak untuk mengambil beberapa dokumentasi di air tejun ini yang begitu indah dan megah ini. Sungguh sangat menyenangkan.

 

Air Terjun Situmurun

Terik matahari terus meninggi namun semangat tidak boleh berhenti. Tidak ada kata berleha- leha. Perencanaan yang sudah disiapkan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

Terus mendayung sembari melihat begitu indahnya pemandangan yang tersaji di depan mata. Beruntung pula, ada anggota tim yang merupakan mahasiswa geologi yang memberikan kursus singkat kepadaku tentang batuan yang berada di pinggiran danau. Dia mengatakan begitu beragam jenis batuan yang terdapat di Toba karena letusan vulkanis jutaan tahun lalu. Aku terperangah akan informasi yang diberikan kerabat tersebut begitu kaya sumber daya alam yang dimiliki oleh Toba. Hingga dia berkelakar, “ Toba ini tepat dijadikan wisata geologi kelas dunia”. Mendengar hal itu, segera aku berimajinasi kelak wisata Toba dengan menggunakan wahana air  menjadi magnet bagi para penjelajah dan ahli geologi dunia untuk melihat secara langsung keunikan dan keindahan Toba.

 

            Sore hari pada penjelahan di hari kedua menjadi sebuah kisah yang tidak akan terlupa. Angin mulai datang dan awan gelap mulai terlihat dari kejauhan. Beberapa anggota tim sudah berada jauh di depan. Sialnya, logistik makanan dan berkemah dimuat pada kayak yang mereka gunakan. Tinggal ada aku , Jimi dan Galung di 2 kayak yang berbeda berada di belakang. Berkali – kali aku tiupkan peluit untuk menarik perhatian tim yang berada di depan. Namun semuanya sia-sia.  Jarak diantara kami sudah teramat jauh. Hingga yang ada hanya umpatan yang keluar akan kondisi yang menimpa kami. Tidak terbayangkan, hari itu kami akan mendarat tanpa baju ganti, makanan dan peralatan berkemah. Sebuah hal konyol yang akan terjadi dalam kondisi tubuh yang telah kehabisan energi dan pakaian yang basah.

 

            Terjadi sedikit pertentangan antara kami. Memutuskan untuk segera merapat ke daratan atau terus melanjutkan perjalanan untuk sampai di titik kami akan beristirahat.  Galung yang dengan yakin dan semangat untuk terus melanjutkan perjalanan. Terlihat dari kejauhan sebuah tanjung yang dari peta digital yang kami bawa merupakan sebuah perkampungan. Dengan sisa tenaga kami terus mendayung dengan angin yang terus berhembus kencang dan langit yang semakin gelap.

 

            Tantangan penjelajahan di Toba terlihat sudah. Memacu diri hingga batas tertinggi. Tidak ada kata menyerah sebelum sampai di tujuan atau memilih untuk melewati malam dengan konyol tanpa ada makanan dan pakaian yang basah. Dengan segala konsekuensi, kami bertiga terus mendayung tanpa henti. Lengan terasa sangat sakit karena dipaksa terus mendayung. Namun tidak ada pilihan lain, jalan terus atau tidak sama sekali. Beberapa kali kayak yang kami gunakan terhempas oleh kencangnya angin dan deburan air yang terhempas oleh kencangnya angin.

 

            Segala usaha tidaklah sia-sia. Dengan segala tantangan seperti angin, deburan air yang menghempas dan energi yang sudah di titik penghabisan kami akhirnya dapat melewati tanjung dan mencapai pemukiman. Disana telah menunggu beberapa perangkat desa dan anggota tim lain yang terlebih dahulu telah sampai. Rasa lelah yang sudah mencapai di titik tertinggi segera sirna karena akhirnya sampai dengan selamat. Dalam hal ini kami dapat melawan diri sendiri yang sempat putus asa. Ditambah dengan umpatan yang aku semportkan kepada anggotan tim yang dengan sadar meninggalkan kami di belakang. Sebuah penjelajahan yang menantang dan tidak terlupakan dengan tantangan yang datang begitu hebatnya.

 

           


                                                            Sudut keindahan Danau Toba

 

Di hari ketiga, perjalanan dilakukan tidak semenantang di hari sebelumnya. Rute yang akan kami lewati yaitu melintasi danau untuk dapat sampai ke daratan di depan mata. Melewati tengah hari kami telah sampai di sebuah teluk yang telah ditetapkan sebagai titik istirahat selanjutnya. Beberapa kali, Kevin sebagai navigator mengecek kembali smartphonenya untuk memastikan titik yang kami tuju merupakan titik tujuan perjalanan yang tepat.

 

Dari kejauhan terlihat tim darat telah menanti kami dengan melambaikan tangan. Segera dengan cepat, rasa bahagia dan senang segera datang. Kami semakin cepat mendayung agar semakin cepat sampai di daratan. Sampai pada akhirnya, kayak yang kami gunakan menyentuh bibir danau yang memiliki pasir putih nan lembut tersebut. Tim darat segera menjemput kami dengan segera.  Rasa syukur segera terucap, kami sampai di titik dimana kami dapat bertemu lagi dengan tim darat. Segera kami disuguhi berbagai makanan dan minuman yang begitu nikmat dan beragam. Nikmatnya bertualang ketika akhirnya dapat bertemu dengan manusia lain dan disuguhi makanan nikmat dan banyak.

 

Tim beristirahat di pinggir danau

 

Penjelajahan ini tidak hanya berbicara tentang eksplorasi. Namun juga berbicara tentang budaya kesadaran lingkungan bagi masyarakat sekitar danau. Selain itu diadakan juga program untuk anak-anak di sekitar danau dengan diadakannya lomba mewarnai. Karena sejatinya pengembangan pariwisata tidak hanya berbicara bagaimana mendatangkan wisatawan namun juga dapat memberikan kontribusi bagi pemeliharaan lingkungan hidup dan pengembangan bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata.

 

Dalam hal ini, program Eksplorasi Toba ini telah dapat memberikan kontribusi tidak hanya bagi kami pelaku penjelajahan namun juga bagi masyarakat sekitar sebagai pemilik sah danau yang begitu indah dan menajubkan ini.

Yudha Pohan (Leader Eksplorasi Toba) melakukan penanaman pohon

 

Penjelajahan ini akhirnya dapat terlesaikan dengana baik sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesempatan hebat ini telah memberikan pengalaman yang tiada terlupa. Melawan batas diri, percaya dengan kemampuan sendiri, kerjasama, dan berkontribusi menjadikan penjelajahan ini sebagai media pembelajaran hidup. Ingin rasanya kembali ke Toba untuk mengulang kembali. Toba memang menawan, Toba memang melegenda, Toba memang indah.

 

Ayo berwisata ke Danau Toba!