Recent Posts

Popular Posts

Selasa, 05 April 2022

Pada Akhirnya

4 hari telah kulewati waktu yang berjalan dalam perantauanku di bumi timur nusantara. Bermula dari tanah kelahiran, menghabiskan hampir 12 jam untuk dapat sampai di tujuan. Transit di 2 bandara berbeda mulai dari ibukota hingga kota terbesar di timur nusantara. Mulai dari bandara kecil hingga bandara internasional yang sangat besar. Berganti pesawat hingga 3x, tidak tidur di bandara dan akhirnya aku paksakan tubuh untuk rebah di kursi pesawat yang tidak mengizinkan tubuhku untuk menikmati posisi rebah namun apa daya, mata dan isi kepala sudah terlampau lelah.

 Inilah secuil kisah hidupku yang sangat beragam dan berwarna. Mulai dari hidup yang tanpa arah, isi buku harian bercerita kepada Sang Pencipta untuk memberi kekuatan di kala bimbang, menikmati hidup dengan bekerja di lautan (meski pendapatan kecil, aku dapat menikmati hidup), terombang – ambing di kala badai pandemi menghadang, menjadi pekerja kantoran perusahaan swasta di pulau indah idaman setiap manusia. Ketakutan akan hidup di masa depan dan terkadang pula masa bodoh dengan hidup yang hanya sekali. Semua perjalanan hidup terus membawaku ke satu titik ke titik lain. Terkadang menangis sendu akan ketertinggalan diri dan terkadang merasa bangga dapat dengan berani memilih jalan hidup yang  tidak biasa bagi kebanyakan manusia normal.

Pada akhirnya, “sejauh-jauhnya kapal berlayar akan merapat ke pelabuhan” , begitu pula dengan hidup yang kujalani. Layar terkembang itu terus terdorong angin kesana kemari untuk terus mengarungi lautan yang maha luas. Pada akhirnya, pelabuhan yang kusinggahi merupakan pelabuhan yang teramat banyak diimpikan oleh pelaut – pelaut muda yang sedang mengarungi lautan hidupnya masing – masing. Pelabuhan yang kumaksud ialah sebuah pekerjaan yang dianggap sebuah prestige, sebuah anugerah, sebuah kebanggaan karena tidak semua orang yang mau dan mampu untuk mendapatkannya.

Sebuah pekerjaan yang kata orang merupakan pekerjaan “idaman mertua”. Sebuah pekerjaan yang mengharuskan adanya seleksi yang cukup ketat untuk mendapatkannya. Sebuah pekerjaan yang dimana, pekerjaan pemerintah dalam pelayanan publik dilakukan. Sebuah pekerjaan yang intinya sebagai pelayan masyarakat banyak atau public service. Pekerjaan seperti itu pula yang menjadi pelabuhan bagiku kini.

Tidak menyangka akan mendapatkan sebuah hal yang baik ini. Setelah sekian perjalanan ditempuh dan lebih banyak ketidakpastian hidup di dalamnya. Satu hal yang terpatri dalam diri sejak menjadi mahasiswa, into the unknown merupakan kalimat yang terus mendorong diri melanggar batas – batas kehidupan normal. Mau berbuat apa dan akan kemana tidak menjadi pertanyaan dalam hidup. Selagi dapat menikmati hidup, cari dan kejarlah secara maksimal. Persis seperti jalan hidup pengikut filsuf ternama Epicurus dengan hedonismenya.

Pada akhirnya, jalan manusia itu akan berada pada titik balik dan memutar haluan 1800. Hidup yang penuh dengan gairah untuk mencapai kepuasan maksimal tanpa ragu akhirnya runtuh ketika sebuah pandemi datang menghantam seluruh dunia. Kehidupan impian itu pun terkubur dengan segala hal realistis dalam melihat  hidup. Haluan diubah dengan secepatnya, strategi hidup pun disusun dengan sebaik-baiknya. Pada akhirnya pula, aku mengalah dengan kehidupan ketika melihat orang tua yang semakin menua dan sebagai anak belum dapat memberikan sebuah keberuntungan. Pada hakikatnya, orang tua dan anak tidak akan terhapus dalam ikatan sosial masyarakat timur. Betapa modernnya cara hidup dan berpikir manusia timur tersebut.

Secara singkat, haluan yang telah berputar 1800 itu berhasil mencapai pelabuhan yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Sebuah pelabuhan dengan air dalam dan tenang, kepastian kapal akan keamanan dan kenyamanan kemungkinan besar akan terjamin dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dengan kapal-ku saat ini, setelah berkali – kali menghantam badai, gelombang besar, pindah dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain pada akhirnya sauh dan layar sebuah kapal akan diangkat ke daratan tanda sebuah pelayaran tidak akan sebegitu hebat dibanding pelayaran – pelayaran sebelumnya.

Namun tidak ada yang pasti pula di dalam hidup ini. Seperti orang bijak katakan “panta rei” tidak ada yang bersifat abadi , semua hal berubah dan akan senantias berubah.. Bukan tidak mungkin pula , kapal yang telah mendarat ke pelabuhan tenang dan aman itu bebas dari ancaman dan ketidakpastian. Waktu merupakan pemberi jawaban yang paling baik. Hari ini merupakan hidup dan hari esok masih misteri. Memang manusia akan terus terbelenggu dengan ketidakpastian dan tanda tanya dalam hidupnya. Selamanya..

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar