AKU TAKUT ORDE ITU KEMBALI LAGI

Student Movement of Indonesia
Source: Google
Akhir – akhir ini di daerah kelahiranku sedang terjadi sebuah kejadian pilu yang jika ditelaah lebih jauh lagi, kejadian tersebut tidak jauh berbeda dengan kejadian yang pernah terjadi puluhan tahun lalu di berbagai daerah di Republik yang dimana aku menjadi warga negaranya. Kejadian yang menghisap, merongrong, menginjak dan memukul sebuah aktifitas yang dilakukan masyarakatnya. Terlebih masyarakat yang terkena dampak tersebut kebanyak berasal dari kaum intelektual dan lebih tragis lagi seorang warga negara yang karena penampilan rambut ikal gondrongnya, pakaian lusuhnya diciduk oleh alat Republik khatulistiwa karena dianggap mencurigakan. Dan kejadian tersebut terjadi saat dia sedang asyik berjalan di pinggir jalan di sekitar kampus dan sampai saat ini dia masih pula ditahan yang katanya untuk pencarian informasi lebih lanjut.
Dari berbagai sumber yang ada, hingga saat ini kejadian tersebut masih menjadi berita hangat di daerah tempat saya dilahirkan. Berbagai suara protes karena alat Republik dengan sangat kerasnya menangkap, memproses segala sesuatunya dengan cara – cara yang tidak manusiawi. Pernyataan “pelanggara HAM” kerap disuarakan oleh kawan – kawan yang merasa bahwa kejadian tersebut terlalu sangat mengusik kebebasan berpendapat di alam demokrasi yang sedang berproses di Republik tersebut. Segala usaha telah dilakukan dengan berbagai cara, dan yang paling baru hingga bertemu dengan wakil rakyat untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran dalam mengusut kejadian yang sangat mengerikan ini. Bagaimana tidak, dari berbagai sumber yang ada, beberapa kali alat negara dengan secara paksa menggeledah, memukul, mengintimidasi bahkan hingga sampai jatuh korban saat melakukan aktivitas penggeladahan di tempat berkumpulnya para “raja jalanan dengan alat pengeras suara” ini. Oh My God, apakah dengan cara seperti ini alat negara memperlakukan warga negara walaupun jika dia bersalah? Jika hal itu memang terjadi tidaklah patut dibenarkan, apakah hanya aku yang memiliki pandangan seperti itu? Jika iya, berarti tidaklah patut aku untuk hidup dan menetap di Republik yang memiliki bermacam – macam kebudayaan, kepercayaan dan hal lainnya.
Apakah aku berlebihan jika aku berpikir jika orde yang telah puluhan tahun memeluk sebuah negara yang berada di garis khatulistiwa seperti bangkit kembali? Masih teringat dengan jelas dalam otakku, saat itu segala ide – ide, suara – suara yang mengkritik pemerintah menjadi musuh negara yang pantas untuk dibredel, diciduk, diamankan , ditangkap dengan paksa, dibunuh dan yang lebih tragis hilang tanpa jejak sampai saat ini. Kejadian yang terjadi di daerahku baru – baru ini ialah ingin menumpas dengan keras segala kritik – kritik yang dilakukan oleh kaum intelektual. Jangan pula kita lupa dengan peran kaum – kaum intelektual di Republik garis khatulistiwa. Sepanjang sejarah perkembangan bangsa dan negara tidak pernah lepas pula dari anak – anak muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Hampir di setiap momentum penting bangsa dan negara tersebut selalu saja ada pengaruh dan kontribusi mereka. Janganlah pula itu dilupakan, wahai alat negara. Memamg benar kalian mempunyai tugas untuk menjaga keamanan, tapi jangan dilupakan pula setiap proses dalam menjaga keamanan mempunyai segala tata cara yang baku. Humanis lah kalian alat negara setiap kalian melakukan tugas, agar kalian dicintai masyarakat diluar golongan kalian. Jangan lupakan kalian bagian dari rakyat pembentuk Republik khatulistiwa, jangan pula mencederai hak – hak sipil, rasa kemanusiaan yang ada. Dan profesional dalam menjalankan segala kegiatan apapun itu bentuknya. Dunia telah berubah drastis, rakyat diluar golongan kalian merupakan kekuatan yang maha dahsyat.
Dan pada akhirnya, secara jujur dari lubuk hati yang paling dalam. Aku takut orde lalu itu kembali lagi. Mengekang, menindas, menghilangkan suara – suara yang menyatakan kebenaran. Buka mata dan hati, Republik Khatulstiwa tidak baik- baik saja, wajar jika mereka keluar dari “gua pertapaan” mereka. Kaum – kaum intelektual yang memiliki tanggung jawab moril terhadap perkembangan bangsa dan negaranya. Hanya butuh bimbingan dan pembinaan saja, tidak perlu dengan kekerasan. Bukankah segala sesuatu dapat pula dilakukan dengan cara yang indah dan bermartabat dan lebih tepatnya HUMANIS!
Aku takut , benar – benar takut dengan hal ini. Aku takut jika kelak aku turun ke jalanan untuk menyuarakan segala hal yang tidak beres di Republik khatulistiwa aku bakal diciduk, diintimidasi dan lebih ditakutkan aku dihilangkan dengan sengaja tanpa jejak. Ah, kejadian yang lalu masih pula belum jelas titik terangnya, kemana mereka yang dihilangkan? Ya, sampai saat ini tidak apa perkembangan yang menggembirakan! Jadi berlebihankah jika aku menjadi paranoid ? Atau aku baiknya menjadi warga negara yang manut saja dengan semua hal yang ada di Republik dimana aku dilahirkan. Diam saja melihat ketidakadilan, diam saja melihat kesalahan kebijakan yang merugikan, diam saja dengan hal – hal lainnya. Pada akhirnya , aku memilih untuk terus berontak dengan segala kemampuan yang ada. Hal itu kulakukan, murni karena aku sayang, aku cinta dengan rakyat Republik khatulistiwa. Maafkan aku mama, jika anakmu ini kelak dapat dinyatakan sebagai pemberontak dan mungkin dapat diciduk dan dihilangkan tanpa jejak pula. Mama ingin kuceritakan, semata – mata semua yang mereka lakukan murni karena mereka intelektual, kelompok anak muda yang selalu resah dengan segala ketidakberesan yang ada. Dan sekali lagi mama, ini untuk kebaikan bagi kita semua. Ingatlah itu mama...
Referensi:
- https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/10/058873912/ditahan-polisi-mahasiswa-di-medan-muntah-darah
- http://news.analisadaily.com/read/aji-medan-kecam-tindakan-penahanan-anggota-pers-mahasiswa/344778/2017/05/11
- https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/10/058873956/buntut-demo-hardiknas-rusuh-polisi-gerebek-sekretariat-mahasiswa
- http://manatau.com/nasional/melakukan-aksi-solidaritas-massa-aksi-tuntut-pembebasan-mahasiswa-polrestabes-medan/
- http://mudanews.com/hukum/2017/05/22/demo-solmed-massa-bantah-ambil-borgol-polisi-saat-kericuhan-di-usu/
- http://waspada.co.id/medan/mahasiswa-kembali-demo-polrestabes-minta-3-rekannya-dibebaskan/